Pada artikel minggu lalu, kita telah membahas tentang direct box (DI box) Pasif, seksrang kita lanjut ke pembahasan tentang direct box Aktif beserta kapan dan dalam situasi seperti apa penggunaannya?
Lanjutt…
Direct Box Aktif
Pada umumnya, direct box aktif adalah amplifier unity gain yang memakai rangkaian sirkuit elektronik untuk melakukan konversi impedansi dan balancing. Sama seperti microphone condenser, DI aktif membutuhkan power, baik dalam bentuk baterai, power supply atau lewat phantom power. DI aktif sangat populer digunakan karena banyak tersedianya 48V phantom power dan biaya produksi mereka yang terjangkau dibandingkan dengan pasif transformer. Seperti layaknya microphone condenser, direct box aktif biasanya lebih memiliki ‘jangkauan’ dibanding direct box pasif, hal ini dikarenakan dengan adanya ‘buffering amplifier’ yang men’drive’ sinyal nya, impedansi dari input dapat di-naik-kan ke titik dimana load tambahan dari direct box dan kabel tidak mempengaruhi instrumen tersebut. Hal inilah yang membuat direct box aktif cocok untuk instrumen pasif.
Sama seperti mic preamp ataupun power amplifier, harga dan kualitasnya dapat bervariasi. Sirkuit solid state sangat dibatasi oleh rail atau supply voltagenya. Ketika sinyal inputnya melebihi batas (limit), sinyal tersebut terpotong (clipped) dan memberikan suara distorsi seperti square wave. Phantom power awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan mic condenser. Tegangan yang cukup tinggi dari phantom power (48V) dengan arus yang relatif rendah (5 sampai 10 milliamps) cocok untuk kebutuhan mic tersebut. Tetapi untuk sebuah amplifier (ataupun direct box aktif) arus yang terbatas tersebut membuat susah untuk memenuhi kebutuhan headroom yang tinggi sekarang ini. Desain terkini dari Radial J48 dan J48 Stereo telah berkembang untuk memenuhi headroom ini dengan menggabungkan switching supplies kedalam sistem powernya. Hal ini mengeliminasi perlunya untuk mem’pad’ input untuk menghindari distorsi dan menghasilkan output level yang tinggi serta noise yang rendah.
Salah satu keuntungan lain dari J48 adalah kemampuannya untuk mengangkat ground (ground lift) tanpa memutuskan phantom power. Dahulu, ground lift berarti berpindah dari 48V phantom ke baterai internal 9V. Seperti kebanyakan orang menyarankan, bahwa bergantung pada baterai sangat tidak disarankan, ketika output power menurun, distorsi akan bertambah. Dengan ground lift dari dalam power supply, maka masalah ground loops akan dapat dihilangkan tanpa bergantung pada baterai.
Mana yang lebih baik?
Pertanyaan yang sama dapat kita aplikasikan untuk microphone: mana yang lebih bagus, micorphone dinamik atau condenser? Jawabannya adalah: tergantung kebutuhannya. Sebagai pedoman, untuk level output yang tinggi seperti synthesizer, piano digital ataupun bass elektrik aktif, lebih baik menggunakan direct box pasif. DI pasif dengan performa tinggi seperti JDI Stereo tidak hanya dapat mengakomodasi output tinggi dari instrument tersebut dengan baik, tetapi jika di push, transformer Jensen akan memberikan respon yang smooth untuk trasientnya.
Untuk instrumen dengan level sinyal yang rendah seperti bass elektrik pasif, instrumen yang memakai magnetik pickup seperti gitar, lebih disarankan untuk menggunakan direct box aktif seperti Radial J48. Rangkaian circuit aktif akan lebih mudah untuk mengatasi transient yang tinggi sampai 9V. Karena sirkuit aktif dengan impedansi 220.000 ohm, DI aktif ini tidak akan merendahkan load di pickup, sehingga akan menghasilkan suara yang lebih solid dipanggung.
Lalu mengapa artis seperti Paul McCartney, Neil Young dan Tommy Emmanuel menggunakan Radial J48 di gitar akustik mereka? Karena mereka menyukai suara yang dihasilkannya. Pilihan pribadi memang punya peranan penting dihidup kita, pun tidak berbeda dengan pilihan DI box. Di box Radial JDI dan J48 keduanya memiliki respon suara yang flat dari 10Hz hingga sampai 40kHz. Keduanya mampu mengatasi sinyal yang besar tanpa distorsi dan menghasilkan suara yang natural seperti instrumen yang dipakai.
Jadi, silahkan pilih yang sesuai dengan kebutuhan.